apakah
ini hanya fiktif belaka?
hanya
sekadar angin lalu
hanya
sekadar embun pagi
hanya
sekadar ...
hei
kunang, mengapa lenteramu meredup?
sekitarmu
menjadi remang
harus
meraba untuk bisa menggapai
jangankan
menggapai, memikirkanmu pun...
sesak,
ada yang mengganjal
terimbas
dengan perihal
hei
kunang, mengapa sayapmu tinggal sebelah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar