“Pelukan dan Kecupan Terakhir”
Angin sore sepoi membelai rambut wanita paruh baya,
senyum datar terlukis di wajah sendunya seakan ia tak memiliki beban berat.
Duduk di kursi roda ia memandang putra pertamanya, putra pertamanya yang akan
kembali merantau untuk mencari ilmu. Semburat mata wanita itu menatap kosong,
seolah ruhnya sudah pergi hanya meninggalkan raga dan sedikit daging yang
tersisa. Pandangan matanya kembali jatuh pada putranya yang sedang memakai
sepatu dan bersiap untuk pergi merantau. Tatapan mata seorang Ibu yang penuh
dengan kehangatan, kearifan, dan kasih sayang yang begitu besar. Disamping
wanita itu juga ada seorang laki-laki, seorang laki-laki yang sudah bisa
dikatakan tidak muda lagi. Laki-laki yang senantiasa berada disisinya, menjaga
dan merawat wanita itu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar