Kamis, 15 November 2012

Pelukan dan Kecupan Terakhir, Ibu


Pelukan dan Kecupan Terakhir”

Angin sore sepoi membelai rambut wanita paruh baya, senyum datar terlukis di wajah sendunya seakan ia tak memiliki beban berat. Duduk di kursi roda ia memandang putra pertamanya, putra pertamanya yang akan kembali merantau untuk mencari ilmu. Semburat mata wanita itu menatap kosong, seolah ruhnya sudah pergi hanya meninggalkan raga dan sedikit daging yang tersisa. Pandangan matanya kembali jatuh pada putranya yang sedang memakai sepatu dan bersiap untuk pergi merantau. Tatapan mata seorang Ibu yang penuh dengan kehangatan, kearifan, dan kasih sayang yang begitu besar. Disamping wanita itu juga ada seorang laki-laki, seorang laki-laki yang sudah bisa dikatakan tidak muda lagi. Laki-laki yang senantiasa berada disisinya, menjaga dan merawat wanita itu... 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar